Kamis, 15 Agustus 2019

Maturity - 04Ags19 BAGIAN MASING2

04 Agustus 2019
BAGIAN MASING2

Yehezkiel 1:1 (TB) 
Pada tahun ketiga puluh, dalam bulan yang keempat, pada tanggal lima bulan itu, ketika aku bersama-sama dengan para buangan berada di tepi sungai Kebar, terbukalah langit dan aku melihat penglihatan-penglihatan tentang Allah.

Ezekiel 1:1 (LASB NIV -  Notes)
Ezekiel, born and raised in the land of Judah, was preparing to become a priest in God’s temple when the Babylonians attacked in 597 B.C. and carried him away along with 10,000 other captives (2 Kings 24:10–14). The nation was on the brink of complete destruction. Four to five years later, when Ezekiel was 30 (the normal age for becoming a priest), God called him to be a prophet. During the first six years when Ezekiel ministered in the land of the Babylonians (1:3), Jeremiah was preaching to the Jews still in Judah, and Daniel was serving in Nebuchadnezzar’s court. The Kebar River connected to the Euphrates in Babylonia and was the location of a Jewish settlement of exiles.

Dalam jaman yang sama Tuhan menugaskan 3 nabinya di tempat dan situasi yg berbeda, Yehezkiel dipembuangan di tanah Babel bersama rakyat Israel, Yeremia tetap di tanah Yehuda, sedangkan Daniel di kerajaan Babel. Tentu saja kalau dilihat dari mata manusia penugasan Daniel dalam kerjaan Babel jauh lebih nyaman ketimbang Yehezkiel apalagi Yeremia. Namun mereka semua tetap menjalankan menjalankan panggilan, fungsi dan tanggung jawabnya masing2 dengan setia tanpa protes atau iri hati satu dengan yg lainnya. Walaupun mereka berada dalam kondisi dan situasi yg berbeda2 namun ada kesamaannya yaitu Allah menyertai dan memelihara hidup mereka.

Saat ini kita ada dalam situasi atau kondisi seperti apa? Tetaplah fokus pada kehendak Allah. Allah punya rencana atas posisi dan kondisi kita. Kalau kita diberi anugrah kesehatan jalani hidup ini dengan terus mencari apa yg menjadi kehendak Allah atas hidup kita, demikian juga kalau Tuhan ijinkan kita mengalami sakit penyakit yg tak kunjung sembuh, jangan mengeluh tetaplah bersemangat dan carilah kehendak Allah atas situasi dan kondisi kita ini. Satu hal yg menjadi persamaan atas setiap kondisi dan situasi yg masing2 kita hadapi adalah Allah tidak pernah meninggalkan kita seorg diri dan pemeliharaan Allah tetap ada dalam hidup kita, bagian kita adalah tetap percaya penuh kpd Allah dan kerjakan apa yg menjadi kehendakNya dalam hidup kita.

Situasi dan kondisi kurang menguntungkan bisa menjadi hal yg melemahkan iman kita atau sebaliknya situasi dan kondisi yg menyenangkan bisa membuat kita lupa pada Tuhan. So, apapun juga kondisi dan sitiasi yg kita hadapi selalu ada potensi utk kita meninggalkan Tuhan dengan mengabaikan kehendakNya, kita dibuat lebih sibuk dengan situasi dan kondisi yg sedang kita hadapi. Utk antisipasi hal ini cara yg paling efektif adalah membangun hubungan yg akrab dengan Tuhan melalui membaca Alkitab Firman Tuhan. Dengan demikian kita akan selalu dituntunNya berjalan melakukan kehendakNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPENGIN TAHU

KEPENGIN TAHU Apa yang menjadi kepengin tahuan kita dalam hidup ini, menunjukan jati diri kita yang sebenarnya. Jati diri anak Tuhan terliha...